Menjadi orang tua itu tidak ada sekolahnya.
Masa kecil anak hanya terjadi sekali, buat masa kecil itu jadi indah dengan menebar 100 kebaikan ini pada mereka. Jangan hanya menilai kualitas seorang anak dari tinggi rendahnya nilai rapornya karena banyak hal yang bisa menentukan kesuksesan seorang anak selain nilai rapornya. Meski mereka ini ibaratnya manusia kecil yang emosinya labil tapi sebenarnya banyak hal yang bisa kita pelajari dari anak-anak. Menghadapi mereka ini juga gampang-gampang susah dan punya seni sendiri. Menjadi orangtua itu tidak ada sekolahnya, semua otodidak. Orangtua pun harus menjalani trial dan error dan belajar dari pengalaman orangtuanya dan pengalaman masa kecilnya sendiri. Memang menjadi orang tua itu bukan pekerjaan, bukan tugas ataupun hobi tapi panggilan, panggilan dari hati untuk mencintai sepenuhnya dan selalu ada untuk anak-anaknya. Ingat kasus orangtua yang menelantarkan 5 orang anaknya di Cibubur yang sempat heboh di berita? Banyak yang menganggap mereka tidak siap menjadi orang tua.Dunia anak adalah bermain. Mainan adalah tuntutan wajib untuk menemani mereka mengasah kemampuannya. Tapi tahukah mainan terbaik yang diinginkan anak-anak? Baca di sini. Banyak tingkah polah yang membuat kita gemes saat dia mulai mengeksplor kemampuannya, termasuk menjadikan dinding dan tembok rumah sebagai kanvas karyanya. Mengapa balita suka corat-coret dinding, alasannya bisa dibaca di sini.
Kejahatan saat inipun semakin merajalela. Penculikan, pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan yang menyasar anak-anak sebagai korbannya. Meluasnya pemerkosaan dan tindakan pencabulan yang dilakukan oleh pelaku pedofilia pada anak-anak adalah ancaman besar bagi mereka (baca : mengapa perkosaan merajalela). Karenanya kita perlu membekali beberapa tips sederhana untuk mengajarkan anak melindungi dirinya. Hati-hati membesarkan anak-anak, bisa saja kita membesarkan seorang pembunuh berantai karena kesalahan penanganan saat kecil yang tidak kita pahami.
Hal yang saya ingin anak saya tahu
Lalu hal apa yang saya ingin anak saya tahu? 10 hal yang saya harap orangtua saya memberitahu saya waktu kecil, yaitu :- Jadilah dirimu sendiri. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak ada orang yang persis sama. Jangan pernah malu karena berbeda dengan orang lain. Berlian yang asli meskipun bentuknya sederhana jauh lebih berharga dibanding berlian palsu yang indah dan mewah. Tampillah apa adanya, tunjukkan dirimu yang sebenarnya, tidak usah pakai topeng kepalsuan hanya untuk mengesankan orang lain.
- Jangan menghabiskan waktu dalam kecemasan. Setiap orang punya ketakutan sendiri-sendiri, tapi membiarkan diri dalam kecemasan tidak akan menyelesaikan masalah. Hidup itu harus dinikmati bukan untuk dicemaskan. Kecemasan akan menggerogoti kesehatan fisik dan mental. Cemas itu wajar tapi tidak perlu menghabiskan hidup hanya untuk mencemaskan hal-hal kecil. Kadang malah yang dicemaskan itu tidak terjadi, hanya imajinasi kita
- Hargailah hal-hal kecil. Kalau tidak bisa menghargai hal-hal kecil bagaimana bisa menghargai hal yang besar. Penghargaan akan membuat kita merasa beruntung, begitu banyak hal kecil yang sebenarnya tidak kita perhatikan karena mata kita selalu mencari yang besar. Senyum yang tulus seorang sahabat, suara burung berkicau yang terdengar dari balik jendela atau segelas susu dan biskuit di pagi hari adalah hal-hal kecil yang bisa dihargai.
- Dukunglah keluarga dan teman-temanmu. Saat ada keluarga atau teman yang kesulitan harus didukung, diberi semangat. Siapapun akan merasa senang jika ada yang menghibur dan memperhatikan di kala susah serta memberi semangat untuk meraih cita-cita. Jika kita ada untuk orang lain maka mereka juga akan ada di saat kita susah dan membutuhkan.
- Jangan bisik-bisik tentang seseorang di depan apalagi di belakangnya, karena itu akan menyakiti hati orang lain. Siapapun tidak suka digosipkan dan dibicarakan di belakangnya apalagi dengan sengaja memperlihatkan padanya. Apa untungnya membicarakan orang lain? Itu hanya akan menambah musuh dan mengurangi teman.
- Kamu bukanlah emosimu. Adalah wajar jika marah dan mengungkapkan kemarahan pada orang lain. Tapi kamu adalah orang yang berbeda dengan emosimu. Jangan biarkan emosi menguasaimu karena kamulah yang harusnya mengontrolnya. Apakah suka jika digelari dengan Si Pemarah, Si Tukang Menangis, Si Ayu Cemberut misalnya. Kalaupun gelar itu sudah terlanjur disematkan, percayalah kalau itu bukan kamu dan kamu lebih baik daripada gelar itu. Tunjukkan bahwa kamu lebih baik dari sangkaan mereka dengan merubah sikap buruk yang lebih banyak dikuasai emosi.
- Milikilah selalu keinginan untuk belajar. Ilmu pengetahuan terus berkembang. Selama masih muda banyak hal yang bisa dipelajari untuk mengasah keterampilan dan kemampuan diri. Jangan pernah berhenti belajar, semakin banyak yan diketahui semakin luas wawasan semakin mudah kita memandang dan menyikapi hidup.
- Pilih sendiri pertempuranmu. Kalau kamu ingin menghadapi hidup dengan baik dan punya banyak kawan, jadilah orang baik. Orang baik itu selalu berbuat baik meskipun sikap orang kadang tidak baik padanya. Ada saat di mana kita bisa membela diri, saat hak kita dilanggar orang lain, tapi lakukan dengan cara yang baik pula. Membalas makian dan kata-kata kasar tidak akan membuat kamu jadi orang yang lebih baik.
- Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang menghargaimu. Banyak teman itu bagus, tapi jika lebih banyak yang memberi pengaruh negatif, yang berteman saat suasana hatinya lagi mood, apa gunanya. Lebih baik punya teman sedikit tapi betul-betul bisa saling mendukung, saling menghargai dan saling menyayangi tanpa syarat.
- Beranilah. Berani bukan berarti tidak punya rasa takut, tetapi berani mengatakan pada diri bahwa rasa takut tidak akan menghalanginya untuk maju.
0 Response to "10 Hal Yang Saya Ingin Anak Saya Tahu"
Catat Ulasan