Mengapa Kebanyakan Pelaku Kekerasan itu Pria?

Kalau kita membaca berita kekerasan baik media elektronik, media cetak atau media online baik pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan, penipuan kebanyakan pelaku kekerasan pasti pria. Ada juga wanita yang cukup sadis tapi secara prosentase lebih kecil dibanding pria.

lelaki berbahaya

Mengapa kebanyakan pria yang dominan melakukan kekerasan?

1. Testosteron
Hormon kelelakian ini sebenarnya juga dimiliki oleh wanita tapi jumlahnya kecil saja dibandingkan pada pria. Testosteron dibutuhkan oleh pria untuk menjalankan fungsi "kelelakiannya" yang terkait dengan produktivitasnya menghasilkan keturunan. Testosteron ini jumlahnya semakin meningkat jika dipicu atau dirangsang oleh tindakan yang mengharuskan pria melakukan perlawanan. Hormon ini konon berperan merangsang agresivitas pria.

2. Tontonan TV /film
Kalau umumnya wanita lebih suka menonton film romantis atau komedi tapi kebanyakan pria suka nonton film bergenre action. Film yang memacu ketegangan syaraf dan meningkatkan adrenalin ini menjadi favorit kaum pria. Jika wanita terlibat secara emosional dengan tokoh dan cerita film yang ditontonnya, pria juga demikian, mereka merasa ikut masuk dalam aksi tokoh dan cerita film yang mereka tonton. Akhirnya tingkah laku mereka di dunia nyata sedikit banyak dipengaruhi oleh apa yang ditontonnya. Jika sering melihat betapa para jagoan di film dengan mudahnya mengayunkan senjata ke lawan-lawannya membuat para pria ini berpikir oke-oke saja untuk melakukan kekerasan. Bahkan sampai pada pemahaman yang salah bahwa kekerasan menunjukkan kejantanan seorang pria. Hanya pria lemah yang bertingkah laku santun dan lembut.

3. Video games
Para pria pecandu video game umumnya juga terpengaruh dengan games yang mereka mainkan. Video game saat inipun dipenuhi dengan adegan kekerasan berdarah-darah dan para pria cenderung ketagihan untuk memainkannya demi mendapatkan skor tertinggi. Sadar atau tidak, sesuatu yang dilakukan secara terus menerus pasti mempengaruhi jiwa dan nilai-nilai seseorang. Demikian juga para pria yang kecanduan games kekerasan akhirnya melakukan tindakan yang sama di dunia nyata.

4. Maskulinitas
Istilah maskulin hanya disematkan pada pria yang sering dihubungkan dengan kekuatan, dominasi, kekasaran dan kekerasan. Sosok pria yang harus tampil powerful, kuat, tidak cengeng mengharuskan mereka harus menunjukkan maskulinitas tersebut lewat tindakan dan aksi kekerasan pada orang lain.

5. Kemarahan
Orang akan cenderung melakukan kekerasan jika mereka sedang marah. Ingat apa yang dikatakan oleh tokoh animasi berbadan hijau besar Hulk "jangan buat saya marah karena kamu pasti tidak suka kalau melihat saya marah". Kalau para wanita yang sangat emosional jauh leih terbuka dengan perasaannya dan mereka menumpahkannya dalam tangisan sehingga bisa lega. Sementara para pria dituntut untuk tegar dan tidak boleh menangis. "Boys don't cry", karena cowok yang menangis itu identik dengan kelemahan atau banci. Akhirnya mereka lebih banyak memendam perasaannya sampai suatu ketika kemarahan itu tak tertahankan lagi dan dilampiaskan dalam bentuk kekerasan yang membahayakan diri dan orang lain.

6. Dukungan sosial yang kurang
Kalau masyarakat lebih concern atau perhatian pada wanita yang mengalami masalah, termasuk menjadi korban kekerasan fisik maupun emosional. Tapi sebaliknya masyarakat menuntut para pria untuk menyelesaikan sendiri masalahnya, karena kelak mereka akan memegang peranan penting sebagai kepala keluarga yang harus memecahkan masalah. Sudah menjadi hal umum bahwa masyarakat tidak pernah mengedukasi para pelaku kekerasan yang notabene para pria ini untuk mengeliminir energi berlebihnya ke arah yang positif. Lembaga pemasyarakatan atau penjara hanya mengurung mereka tapi tidak mengedukasi dan menyembuhkan jiwa mereka yang sakit. Sehingga setelah masa kurungannya selesai kembali lagi melakukan kekerasan.

7. Kekerasan dapat menyelesaikan masalah
Para pria belajar sedari kecil bahwa mereka bisa mendapatkan apa yang mereka mau dengan melakukan kekerasan atau intimidasi pada korbannya. Lihatlah para pelaku bully di sekolah kebanyakan dilakukan oleh pria kecil yang ingin menunjukkan kekuasaannya pada orang lain. Mereka sangat paham bahwa apa saja yang mereka inginkan bisa didapatkan, jika tidak bisa dengan cara normal pasti dengan cara kekerasan. Dan hal itu selalu berhasil dna sudah tertanam di alam bawah sadar mereka dan mempengaruhi tindakannya sampai besar.

8. Didikan yang keras
Jika para orangtua memiliki anak perempuan dan anak laki-laki, pasti cara mendidiknya berbeda karena peran yang akan disandangnya setelah dewasa juga berbeda. Anak perempuan dididik dengan penuh kelembutan karena kelak mereka akan menyandang status ibu yang harus menyayangi anaknya dengan penuh kelembutan, Sedangkan para anak lelaki dididik dengan ekstra keras karena kelak akan menjadi penanggung jawab dalam keluarga serta harus bisa melindungi mereka dari ancaman yang ada di sekitarnya. Didikan orangtua yang keras akan mempengaruhi jiwa mereka untuk mengesahkan tindakan kekerasan hanya karena mereka dilahirkan untuk itu.

Itulah 8 alasan mengapa pelaku kekerasan didominasi kaum pria. Perlu diingat bahwa kekerasan tidak hubungannya dengan titel pria sejati. Pria sejati itu justru yang tidak kasar, baik hati, menghargai dan memperlakukan orang lain dengan baik.

Related Posts:

0 Response to "Mengapa Kebanyakan Pelaku Kekerasan itu Pria?"

Catat Ulasan