seragam supir taksi yang ekslusif |
Alasan pertama : MAHAL
Taksi di Jepang seolah angkutan eksklusif. Sopirnya berjas, berkaus tangan, memperlakukan penumpang dengan hormat, tapi ongkosnya mahal. Saat buka pintu, argo taksi menunjukkan angka 730 yen (sekitar Rp. 8.000) sampai dengan 2 km pertama. Setelah itu tarifnya menjadi 300 yen per km (kurang lebih Rp.3 300). Anda bisa bayangkan sendiri berapa ongkos yang harus dibayar oleh pengguna taksi?
Alasan kedua : Transportasi umum LANCAR
Selain taksi ada bus dan kereta yang siap mengantarkan penumpang kemana saja. Tarifnya lebih murah dari taksi. Untuk bus kota di Kyoto tarifnya sekali naik adalah jauh dekat Rp. 230 yen (sekitar Rp. 2.500) dan untuk anak-anak tarifnya adalah setengahnya. Atau bisa memilih naik kereta api yang lancar dan bebas hambatan. Tarif minimum untuk 2 stasiun yang terpisah 300 - 400 meter adalah 120 yen (Rp. 1500-an). Tidak perlu takut ketinggalan kereta karena setiap 5 menit ada kereta baru yang datang. Atau tidak perlu khawatir busnya bakalan lama, karena di halte tertera timetable jadwal kedatangan bus dan mereka selalu tepat waktu. Juga disediakan tiket 1 day pass yang dapat digunakan selama 1 hari naik turun bus kota dengan tarif 500 yen (sekitar Rp. 5500). Jadi orang lebih memilih transportasi yang lebih murah tapi tetap lancar
penampakan bis kota Kyoto |
Alasan ketiga : Orang Jepang tidak manja
Mereka terbiasa mandiri dari kecil. Mereka suka berjalan kaki. Jika sesuatu bisa ditempuh dengan jalan kaki maka orang Jepang memilih jalan kaki ketimbang naik taksi, selain lebih sehat juga menghemat ongkos transport. Bahkan orang yang sudah uzur atau lansia pun suka berjalan kaki. Kebanyakan orang juga memilih naik motor atau naik sepeda.
Alasan Keempat : Lebih suka naik sepeda
Pemandangan yang sudah biasa jika orang Jepang memakai jas dan mengendarai sepeda. Sepeda memiliki jalur tersendiri yang terpisah dengan motor dan mobil. Sepeda jauh lebih efisien karena bisa mengantar kita kemana saja, tanpa perlu mengeluarkan ongkos.
pedestrian dibagi dua antara jalur pejalan kaki dan sepeda |
Itulah 4 alasan mengapa orang Jepang malas pakai taksi atau enggan memilih taksi sebagai sarana transportasi umum di Jepang. Sebagai tambahan taksi di Jepang pintunya bisa terbuka dan tertutup sendiri (yang sebenarnya dikendalikan oleh sopir dari balik kemudi). Jadi bagi orang asing, hati-hati bisa kebentur pintu jika berusaha membukanya dengan tangan. Ini videonya.
0 Response to "Mengapa Orang Jepang Malas Pakai Taksi?"
Catat Ulasan